Langsung ke konten utama

New Post

Perpustakaan BI Surabaya

Surabaya dijuluki sebagai Kota Pahlawan karena menyimpan banyak sejarah dan warisannya, salah satunya bisa terlihat pada bangunan Perpustakaan Bank Indonesia. Tak hanya bangunannya yang historikal, Perpustakaan Bank Indonesia (BI) di Surabaya menyimpan banyak pesona, penasaran reader ? Yuk baca hingga tuntas! Perpustakaan KPw BI Provinsi Jawa Timur Perpustakaan Bank Indonesia yang terletak di kota Surabaya bernama Perpustakaan KPw BI Provinsi Jawa Timur. Kependekan dari Perpustakaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur. Perpustakaan tersebut  trully  milik Bank Indonesia.  Untuk memudahkan penyebutannya, selanjutnya kita sebut perpustakaan ini dengan Perpustakaan BI Surabaya, ya reader ! Fyi, Perpustakaan Bank Indonesia juga terdapat di kota Jakarta, yang dikenal dengan Bank Indonesia Library .  Lokasi Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya Perpustakaan BI Surabaya terletak di Jalan Taman Mayangkara No. 6, di kawasan Jalan Raya Darmo...

Tidak Ada Yang Tidak Bisa: Kisah Hidup Karmaka Surjaudaja


Tidak Ada Yang Tidak Bisa: Kisah Hidup Karmaka Surjaudaja
Tidak Ada Yang Tidak Bisa: Kisah Hidup Karmaka Surjaudaja

Buku berjudul: Tidak Ada Yang Tidak Bisa adalah kisah hidup seorang Karmaka Surjaudaja yang ditulis oleh Dahlan Iskan. Mengapa kisah hidup seorang ini begitu layak ditulis dan ditayangkan oleh Dahlan Iskan? karena 'bahan bakunya' kaya daya tarik dan inspirasi yang harus dibagi. Agar Dahlan sendiri dan khalayak bisa belajar dan bercermin dari sang tokoh. 

Karmaka Surjaudaja adalah Chairman Emeritus PT Bank OCBC-NISP. Ini adalah jabatan terakhir dan tertinggi beliau dalam karirnya. Di awal, Karmaka Surjaudaja lebih pantas disebut sebagai nahkoda tangguh yang harus mengemudikan kapal Bank NISP yang hampir karam dan tenggelam. Bukan sekali dua kali Bank NISP dihantam badai dahsyat, namun berkali-kali. Beliau perjuangkan dan pertahankan dengan sekuat tenaga, keringat, air mata hingga darah. Saat itulah keberanian, tanggung jawab dan keyakinannya benar-benar diuji. 

Carut marut kondisi bank NISP beberapa kasus disebabkan oleh faktor internal. Membacanya membuat pembaca bisa turut geram dan geregetan dengan ulah oknum-oknum dalam tubuh perusahaan. Kondisi bangsa Indonesia di masa awal kemerdekaan juga faktor eksternal yang sangat besar mempengaruhi 'kesehatan' bank NISP. Ya, Bank ini didirikan oleh mertua Karmaka Surjaudaja saat Indonesia baru berhasil meraih kemerdekaannya. Kondisi bangsa Indonesia, khususnya di kota Bandung, cukup jelas digambarkan di buku ini. 

Karmaka Surjaudaja memang keturunan Tionghoa dan juga lahir di Fujian, RRC. Sejak bayi, usia 10 bulan, dibawa ibunya menyeberangi Laut China Selatan menuju Indonesia, menyusul suaminya yang lebih dulu merantau ke Bandung, Indonesia. Karmaka Surjaudaja besar di Indonesia dan begitu mencintai Indonesia. Tumbuh dalam masa penjajahan juga dirasakan sangat berat oleh kaum imigran seperti halnya diri dan keluarganya. Berteman dengan penderitaan sejak kecil, harus bekerja keras karena orang tuanya hanyalah buruh yang mempunyai banyak anak. Mau tidak mau, sebagai anak tertua, ia harus turut membantu mencari uang untuk makan dan sekolah. 

Karmaka Surjaudaja adalah anak pintar. Ia menamatkan sekolahnya hingga SMA dengan gemilang. Kekuatannya di teknik elektronika. Berminat melanjutkan ke ITB, agar bisa mendapat pekerjaan yang bagus saat lulus. Namun, niat tersebut harus ia urungkan karena mengalah pada sang adik yang juga ingin melanjutkan kuliah kedokteran UI. Ayahnya tak mampu menguliahkan kedua anaknya. Dengan besar hati, Karmaka Surjaudaja, mendorong adiknya maju melangkah ke perguruan tinggi UI, sedang ia rela bekerja membantu ayahnya menghidupi keluarga dan membiayai sekolah kedokteran sang adik. Pertimbangannya, adiknya lebih pintar, nantinya menjadi dokter, suatu profesi mulia, yang mampu mengangkat derajat keluarga. 

Karmaka bekerja lebih keras lagi dari sebelumnya, pagi, siang, malam. Menjadi guru dan buruh pabrik. Semua dijalani dengan semangat dan kesungguhan. Pekerjaannya gemilang hingga begitu disukai oleh pimpinan pabrik. Tawaran naik jabatan, mendapat rumah dan mobil mewah hingga dikuliahkan ke luar negeri pernah mampir menggodanya. Datangnya pun bebarengan, bak mendapat durian runtuh, satu-dua-tiga durian. Namun semuanya ditepisnya dengan berat hati, karena ada persyaratan yang tak mungkin ia penuhi, yakni harus menikahi perempuan yang telah ditentukan. Mengingat Karmaka telah berjanji pada satu gadis, gadis yang begitu memikat hatinya. Siapakah gadis yang begitu kuat pesonanya hingga seorang Karmaka yang miskin mampu menolak semua tawaran kemewahan itu?

Perempuan itu sungguh mempesona, lahir dan batin. Anak orang kaya namun tidak manja dan mau kerja keras serta penuh kasih sayang pada sesama. Ia melihat sosok Karmaka yang baik, berbudi, bertanggung jawab dan bekerja keras. Ia tak mempermasalahkan latar belakang keluarga Karmaka yang miskin. Ia sudi dipinang dan pindah dari kemewahan rumah orang tuanya. Bersama Karmaka membangun keluarga dari nol, sambil tetap mendukung finansial keluarga. Sepanjang kehidupan rumah tangga. istri Karmaka banyak mendukung finansial dengan membuka usaha salon, terutama di masa bank NISP terpuruk sehingga segala daya dan dana dibutuhkan untuk mempertahankannya. Pun, saat Karmaka sakit, istri dan anak-anaknya membangun lab klinik agar kesehatan Karmaka bisa terpantau dengan valid. Dia yang setia mendampingi dan terus memompa semangat Karmaka untuk terus berjuang hidup dan mengupayakan segala pengobatan. 

Karmaka dan istri juga bahu membahu mendidik anak-anaknya, menyiapkan generasi penerus yang unggul, berilmu dan berbudi. Perusahaan dan bisnis mereka berkelanjutan karena transisi kekuasaan dipersiapkan dengan matang dan bekal. 

Baca juga:

             Totto Chan:Gadis Cilik di Jendela

            Negeri 5 Menara

Seusai prahara perusahaan, tak banyak waktu Karmaka bisa menghela nafas. Badai kembali datang menghantam dirinya, kesehatannya dan tentu saja hidupnya. Dampak panjang dari kehidupannya dulu yang penuh kerja, kerja dan kerja hingga tekanan batin dan pikiran yang begitu hebat saat mempertahankan Bank NISP dari kepailitan. Karmaka mengalami pengerasan hati/ sirosis kronis. Memang lambat laun Karmaka lebih sering cepat lelah, tidak sekuat dulu. Keluhan lain muncul satu persatu, dan tak terelakkan harus segera dilakukan operasi. Namun semua dokter dia tanah air angkat tangan, tidak berani, mengingat kondisi livernya sudah sangat gawat, dan diprediksi usia Karmaka tinggal 5 tahun saja. Berbekal informasi dari anak sulungnya yang berprofesi sebagai dokter. Terbanglah ke Amerika menemui dokter spesialis Liver terbaik. Proses ganti liver Karmaka adalah pertama kali (mungkin) di dunia ini, Resikonya sangat besar dan belum ada rujukan pengalaman medis pasien sebelumnya. 

Selang beberapa tahun operasi ganti hatinya berhasil. Karmaka kembali menderita gangguan kesehatan, yang mengharuskannya kembali menjalani operasi mayor. Sakit apakah Karmaka? hingga pada satu titik ia berniat mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Akankah sampai 5 tahun Karmaka mampu bertahan hidup sesuai vonis dokter?

Kisah hidup Karmaka sangat menarik disimak untuk memperkaya batin kita, memompa semangat kita. Bahwa berjuang keras meraih hidup yang layak, terhormat, sukses dan sehat harus kita upayakan dengan keringat, air mata dan bahkan darah.  Tidak ada yang tidak bisa kita capai bila kita bersungguh-sungguh berusaha sekuat tenaga, serta percaya akan pertolongan-Nya. Cermin hidup bahwa kebaikan, kepercayaan dan reputasi harus terus dipupuk, seumur hidup. Membangun keluarga dengan mencurahkan nilai-nilai kebaikan mampu menyuburkan aset materi dan imaterial keluarga.

Komentar

Postingan Populer