Langsung ke konten utama

New Post

Ulasan Buku: Orang-Orang Biasa

  Dear Reader ,  Aku jamin buku Orang-Orang Biasa ini bukanlah buku biasa. Buku ini istimewa karena memuat banyak 'pelajaran'. Terutama bagi pembacanya. Pelajaran kehidupan itu seputar penerimaan takdir, kesabaran, hati nurani dan penegakan kebenaran. Meski buku ini bercerita tentang Orang-Orang Biasa, dampaknya bisa luar biasa bila dibaca dengan penuh kesadaran dan dada yang lapang terbuka.  Karya Andrea Hirata  Itulah kekuatan karya seorang Andrea Hirata. Akan lebih baik bila sebelumnya rampung membaca buku pertamanya, yakni Guru Aini . Ada cerita kesinambungan antara keduanya. Keduanya sama-sama bagus, direkomendasikan untuk dibaca.  Buku ini bercerita tentang rencana perampokan yang dikerjakan oleh orang-orang biasa, orang-orang desa. Andrea Hirata mengemas muatan kebaikan lokal dalam cerita 'kejahatan putih'. Wah apakah serupa dengan 'white liar?' Wajib dibaca nih reader ! Rencana Besar Orang-Orang Biasa Bagaimana bisa, orang-orang desa itu merencanakan su...

Awal Belajar di Kampus Ibu Pembaharu: Belajar Mencintai Masalah

belajar di kampus Ibu Pembaharu


Belajar Menjadi Ibu Pembaharu 

Awal tahun 2025 ini mulai belajar menjadi Ibu Pembaharu di Kampus Ibu Pembaharu. Sebagai mahasiswi Insitut Ibu Profesional kini saya mengenyam perkuliahan di jenjang terakhir, yakni Bunda Salihah. Output perkuliahan Bunda Salihah ini mempersiapkan seorang perempuan menjadi lebih bermanfaat dan berdampak bagi dirinya, keluarga dan lingkungan sekitar.

Di kelas bunda Salihah, kami belajar dan berlatih menjadi seorang Ibu Pembaharu. Bermakna seorang ibu yang mampu menemukan masalahnya dan mengubahnya menjadi sebuah tantangan hidup, sehingga bisa menciptakan solusi untuk masalah tersebut. Jadi, seorang ibu bisa menjadi agen perubahan dalam keluarga dan lingkungan sekitar. 
Everymother is a Changemaker

Bagaimana seorang Ibu Pembaharu bisa berkontribusi solusi yang bermanfaat dan berdampak bagi lingkungan sekitar? Adalah dengan embrace the problems. Kampus Ibu Pembaharu sebagai wadah latihan para perempuan menemukan masalah, memikirkan dan menciptakan solusi atas masalah tersebut. 

Respon Atas Masalah 

Sure, masalah yang hadir dalam hidup datang silih berganti, datang dan pergi, besar kadang juga kecil, berat maupun ringan. Banyak dan beragam! Itulah pentingnya belajar mengidentifikasi masalah. Pun, respon para perempuan pada masalah yang hadir juga bervariasi. 

Bisa digolongkan tipe perempuan berdasar respon atas problemnya. Berdasar penilaian pribadi nih ya, kamu boleh sepakat tapi boleh juga tak sependapat kok reader:)

1. Tipe Kolektor

Perempuan ini menyadari banyak masalah datang dalam kehidupannya. Tapi hanya ia daftar dan simpan dalam hati. Enggan membahasnya, memikirkan buat dia pusing. Akhirnya dia simpan sendiri, kurang usaha untuk menyelesaikannya. Bisa jadi karena dia bingung harus bagaimana. Lebih karena Ia kurang ilmu dan kurang mengenali dirinya sendiri. 

Bagai menumpuk sampah dalam dada. Perempuan tipe kolektor ini, susah bahagia hidupnya. Bimbang dalam membuat keputusan. Akibatnya susah membuat kemajuan dalam diri ataupun karir. 

2. Tipe Cool

Masalah-masalah yang menyapanya seolah tidak ditanggapi olehnya. Seperti menganggap "itu masalah elo, bukan gue". Acuh pada masalah yang menantangnya. Bisa jadi mengganggap masalah hanya sentilan yang bisa diabaikan, bukan untuk diidentifikasi dan dicari solusi. Apakah kamu sering merasa "Aku tak punya masalah tuh" ? 

Bukan karena benar-benar tak punya masalah. Bisa jadi belum bisa menyadari dan menerima kehadiran masalah itu sendiri. Seiring waktu masalah itu menjadi besar dan akhirnya ia kewalahan.

3. Tipe berbinar

Sadar benar dalam hidup pasti berdampingan dengan masalah. Perempuan ini merangkul dan mencintai masalah. Kemudia ia mencoba menemukan masalah yang akan dipikirkan solusinya. Selanjutnya merencanakan aksi sebagai solusi atas penyelesaiannya. 

Perempuan ini mampu mengubah masalah menjadi tantangan, bukan keluhan. Berbinar dan bersemangat menghadapi dan mengalahkannya. Kamu kah itu reader? Ayo belajar keterampilan itu di Kampus Ibu Pembaharu!

Kampus Ibu Pembaharu 

Bahagianya berada di Kampus Ibu Pembaharu, kamu tidak sendiri reader! Di Kampus Ibu Pembaharu para perempuan belajar bersama, menggali semua masalah hidup yang dihadapi, menemukan tantangannya, dan bersama-sama mencari solusinya. 

Harapannya setelah mengikuti aktivitas di Kampus Ibu Pembaharu, setiap perempuan mampu berkontribusi mewujudkan komunitas yang berkelanjutan, mengubah masalah menjadi tantangan dan membawa manfaat bagi diri, keluarga dan sekitarnya. 

twibbon mahasiswi Bunda Salihah


Perkuliahan Bunda Salihah

Tahap awal perkuliahan Bunda Salihah di Kampus Ibu Pembaharu adalah 'menemukan masalah'. Tentu bukan hal yang susah, bukan? Setiap manusia hidup tentu sepaket dengan masalah. Seyogyanya, kita harus berdamai dan belajar 'mencintai masalah' :) Dengan begitu, kita akan sudi mengidentifikasi masalah. 

Berikut tahapan proses identifikasi masalah:

  1. Mendaftar masalah-masalah yang dihadapi, tulis dalam 'bank masalah' 
  2. Memahami penyebab hal-hal yang menjadi masalah
  3. Menganalisa akar masalah
  4. Mengetahui dan menetapkan parameter bahwa masalah telah selesai

Identifikasi Masalah

Bahasan berikut ini adalah tentang identifikasi masalah saya. Bisa menjadi case study bagi reader. Berdasar materi pertama perkuliahan Bunda Salihah dan bimbingan Ibu Dekan yang cakep. Bahasan berikut untuk menganalisa masalah-masalah yang saya hadapi. 

Bank Masalah

Merasa janggal membaca sub judul tersebut? hihihi....Kampus Ibu Pembaharu mengajak para perempuan yang mengikuti perkuliahan Bunda Salihah untuk 'menampung masalah', mendaftarnya dalam bank masalah. 

Hemat saya, agar masalah tidak menumpuk di kepala dan dada hingga buat sakit kepala dan sesak dada. Perlu kiranya dialirkan, dituliskan dalam bank masalah. Dari beberapa masalah yang tertulis, saya kelompokkan menjadi 3 golongan:

  1. Masalah pribadi
  2. Masalah keluarga
  3. Masalah lingkungan sekitar

Masalah Pribadi

Adalah masalah-masalah seputar tantangan diri. Misalnya yang related dengan value dan disiplin diri. Target atau pencapaian diri. Masalah lebih sering muncul dari kebiasaan atau hal-hal yang sering dikerjakan. Terkait hobi atau pekerjaan. 
Berikut daftar masalah pribadi saya:

1. Suka dan rajin membaca tapi belum rajin menulis
Padahal nutrisi jari ini mencukupi menulis. Hanya saja kurang dilatih menulis. Menulis adalah suatu keterampilan yang harus bisa dilatihkan. Baik itu karena lebih suka membaca. Dan merasa effort menulis itu lebih besar dibanding membaca.
2. Suka menulis, tapi belum mampu konsisten nulis di blog dan menghasilkan cuan
Sudah coba membuat jadwal, tapi sering kali tidak dipatuhi sendiri. Alhasil paling tidak menulis 1 artikel dalam 1 minggu, bisa lebih dari 1 minggu. Blog masih kurang optimal performancenya sehingga page view nya segitu-gitu aja. Jadi, bagaimana bisa dapat job? Duh...
3. sifat prokasinasi/suka menunda sering muncul, kurang disiplin jadwal
Sebenarnya ini biang masalah-masalah diri. Harus berkelanjutan refleksi dan evaluasi diri. Agar perbaikan dan kemajuan diri bisa semakin baik.

daftar masalah pribadi



Masalah Keluarga

Masalah-masalah keluarga inti kebanyakan seputar ketidakdisiplinan dalam menggunakan gadget. Baik itu durasi dan timingnya. Misalanya; terlalu lama maen game atau masih sibuk dengan gadget saat panggilan shalat berkumandang. Tidak jarang dibahas dan dibuat peraturannya. Tetap saja doesn't work! Sering menyalahkan suami yang sering memberi contoh buruk pada anak-anak. Pada dasarnya 'gamers man' susah untuk 'disadarkan'. Nowdays, diri ini sudah pada tahap menerima dan berdamai, tapi keep fighting, tak lelah berjuang, menegakkan peraturan demi kenyamanan saya dan kebaikan anak-anak. 


Beberapa masalah keluarga besar bisa dilihat dari daftar berikut di bawah ini. Sadar benar hal-hal apa yang dalam kendali diri, mana yang tak mungkin bisa saya atur atau kendalikan. Beberapa aksi sudah saya kerjakan, harapannya perlahan tapi pasti bisa diterima dan dikerjakan oleh yang bersangkutan.

Semacam ngobrol heart to heart, berbagi ilmu yang saya ketahui,  meminjamkan buku yang related, share informasi atau konten yang related. Pernah juga memberi masukan, alternatif solusi dan lain-lain. 

masalah keluarga dan lingkungan



Masalah Lingkungan


Saya termasuk penggiat Sustainability Living. Sangat peduli dan pelaku hidup yang ramah alam. Sejak lama, tim yang bawa kantong dan tumbler kemana-mana. Menolak plastik. Pengguna tampon haid yang reuseable. Hidup minim sampah, memilah sampah dan terbiasa mengompos sampah organik, Berusaha mengurangi jejak karbon, hidup minimalis. Menjaga kesehatan dan kebugaran badan dengan memperbanyak makanan alami, non processed food, pro organik. 

Maka itu, risau sekali mendapati banyak sekali lingkungan sekitar masih acuh terhadap isu lingkungan ini. Enteng saja membuang sampah sembarangan ke kali atau ke jalan. Masih menerima bungkus plastik, Mencampur sampah-sampahnya, dan lain sebagainya. Tak habis pikir, mereka tetap menganggap itu bukan masalah bersama, tapi 'tugas tukang sampah'!  Oh no!

Bagaimana Itu Menjadi Masalah Saya?


Beberapa masalah yang sudah didaftar dalam bank masalah tersebut diatas bukan sekali dua kali menghampiri dan mengusik hidup ini. Bahkan 'menghantui' diri ini sejak puluhan tahun yang lalu, huhuhu....

Beberapa hal sudah lama diperjuangkan, beberapa hal lain baru dipikirkan solusinya, merencanakan aksi bersamaan dengan aktivitas perkuliahan Bunda Salihah. 

menyadari masalah yang datang



Problem Statement


Satu masalah yang saya angkat sebagai problem statement dalam proses belajar di perkuliahan Bunda Salihah yakni suka menulis, tapi belum mampu konsisten menulis di blog dan menghasilkan cuan. Salah satu masalah pribadi yang saya angkat karena lebih bisa saya handle kedepannya. Kontrol diri lebih banyak menentukan keberhasilan penyelesaian masalah ini. 

Masalah ini selalu mengusik diri karena:

  • Sudah lama punya blog personal dan menulis blog, tapi progresnya lambat, stagnan aja
  • Sudah punya domain blog berbayar tapi belum bisa dibayarin sendiri oleh blog tersebut
  • Sudah menyelesaikan program blog coaching dengan baik, namun masih belum banyak dipraktekkan ilmunya
  • Suka iri dengan teman blogger yang sudah sering mendapat job nulis
problem statement diri

Bagaimana Saya Tau Masalah Itu Sudah Selesai?


Didorong untuk membuat indikator 'keberhasilan' nih. Memang perlu, untuk mengetahui apakah aksi solusi yang dibuat dan dikerjakan itu bekerja efektif, atau masih on progress atau it doesn't work?

Atas satu masalah yang saya angkat sebagai problem statement diri, berikut parameter selesainya masalah tersebut:

1. Saya percaya diri mengklaim diri sebagai Blogger dan punya card rate.
2. Blog pribadi semakin bagus performancenya.
3. Mendapat job nulis blog, baik dari tawaran komunitas blog atau tawaran pribadi

parameter penyelesaian masalah




Analisa Akar Masalah


Selanjutnya dari masalah yang diangkat menjadi problem statement, saya analisa akar masalahnya. Demikian akan memandu saya memikirkan solusinya. The why problem: suka menulis, tapi belum mampu konsisten menulis blog dan menghasilkan cuan. Coba saya analisa dengan 4 poin pokok pikiran berikut ini"

1. Masalah besar


Masalah masalah ini yang bertumpuk menjadi masalah besar dan perlu dipecahkan, agar jangan sampai kepala saya yang pecah, wkwkwk...
  • Sudah punya blog berbayar tapi belum meningkat performancenya
  • Tidak terjadwal menulis artikel/konten blog
  • Menulis tidak bisa suka-suka hati karena harus mengikuti permintaan klien atau harus berdasar riset KW

2. Akar Masalah 1:

Blogger stagnan. Mandeg meningkatkan ilmu pengetahuannya seputar blog. Padahal ilmu digital terus berkembang. Algoritma Google terus berubah

3. Akar Masalah 2:

Dunia konten digital semakin variatif dan bersaing. Ancaman shifting artikel/konten tulisan menjadi konten audio visual adalah ancaman besar bagi blogger. User lebih suka dan memilih konten audio visual.

4. Hasil yang Tampak:

  • Persaingan di dunia blogger semakin hari terlihat semakin berat bahkan cenderung tidak sehat. SERP atau Search Engine Result Page sudah dikuasai oleh situs-situs raksasa yang memiliki modal besar.
  • Sulit sekali blog-blog kecil mencapai page one/ halaman teratas. Walau kontennya berkualitas dan bagus
analisa akar masalah


Hikmah Mencintai Masalah

Mengidentifikasi masalah bukanlah perkara susah apabila kita mau menerima dan mencintai masalah. Bagaikan mencintai si dia, pasangan jiwa, kita akan berusaha untuk kepoin banyak hal tentangnya. Tentang kegemarannya, keluarganya, pendidikannya, sudut pandangnya, dan segala hal lainnya untuk mengenalnya lebih dalam. Dan tujuan akhirnya adalah untuk memenangkan hatinya. 

Bisa jadi dengan mencintai masalah, kita bisa lebih tertarik untuk kepoin/menganalisanya, menemukan akar masalahnya. Hingga mampu memenangkannya alias menyelesaikan masalahnya. Jadi, berani mencintai masalah? 









Komentar

Postingan Populer