Langsung ke konten utama

New Post

Peta Belajar Terinspirasi Kartini

Cita-Cita Kartini Cita-cita Ibu Kartini tak hanya luhur dan indah nilainya, juga menginspirasi. Inspirasi beliau adalah salah satu referensi bagus dalam menyusun peta belajar, lho! Cita-cita Ibu Kartini mungkin banyak diketahui banyak rakyat Indonesia, namun sifat dan karakter beliau juga patut diinternalisasi dalam diri perempuan Indonesia. Apa saja yang bisa kita imitasi ke dalam diri? Bisa disimak pada artikel ini ! Peta Belajar Memudahkan gerakan kita agar terarah dan terencana dengan baik maka perlu dibuatlah peta belajar. Peta belajar tentu personal untuk masing-masing orang karena kebutuhan dan kepentingannya juga berbeda. Peta belajar yang terinci akan terlihat 'mimpi' yang sedang diperjuangkan, kebutuhan 'bekal' untuk bergerak kearah mimpi, juga peluang celah untuk refleksi selama kurun waktu tertentu. Peta Belajar Kini dan Nanti Peta belajar yang kubuat dibawah ini, berdasar dari passion dan mimpi diri, juga terinspirasi oleh cita-cita Ibu Kartini, serta berla...

Piramida Ibu Profesional Selaras dengan Cita-Cita Kartini

cita-cita Kartini selaras dengan IP

Mengenal Kartini dari Buku

Sekitar 4 tahun lalu, aku membaca 3 buku tentang Kartini. Dua buku berisi kurang lebih profil atau biografi Kartini yang ditulis oleh sosok-sosok yang belum familiar ku kenal. Satu buku lagi paling mendalam dan membekas juga bagiku, setelah membacanya.’ Panggil Aku Kartini Saja’ karya Pramoedya Ananta Toer. 2003, adalah yang versi cerita Kartini lebih lengkap. Hingga ku tulis ringkasan/ resume bukunya, sebagai pengikat ilmu pengetahuan dari buku yang telah kubaca. Lewat jalan buku inilah, aku lebih mengenali masa tumbuh kembang, mengetahui perjuangan dan memahami makna gerakan Ibu Kartini.

Nilai-Nilai Luhur Kartini 


Waktu terus berlalu, namun nilai-nilai Kartini masih terngiang dalam memori. Sebenarnya, kelar membaca buku-buku Kartini, mulai berupaya menghidupkan Kartini dalam nilai dan laku diri. Kesucian hati, kebaikan jiwa dan keluasan pemikiran Kartini mengejawantah dalam laku diri dan gerakan-gerakan beliau.


Keunggulan karakter Kartini sudah bercokol sejak kecil. Bertambahnya usia, semakin beliau terdidik di sekolah dan di lingkungan rumah dan semakin luasnya pengetahuan beliau dari buku-buku yang dibaca, menjadikan pemikirannya semakin kritis dan semangat pembaharunya berkobar.


Berikut nilai-nilai Kartini yang patut kita internalisasi dalam diri masing-masing:

1. Peka terhadap lingkungan sekitar


Kartini peka akan masalah, kesusahan, kesengsaraan rakyat pada masa itu. Walaupun dirinya adalah seorang anak Bupati, yang hidup dalam kecukupan dan kenyamanan. Namun tidak menumpulkan rasa simpati dan empati terhadap sekitarnya.

2. Percaya bahwa sekolah atau pendidikan itu sangat penting

Mulai dari dirinya, beliau berjuang agar bisa terus bersekolah setelah tamat Sekolah Dasar 6 tahun.

3. Berjuang agar perempuan tidak lagi menjadi objek penindasan, dihancurkan dalam ruang pernikahan. Hak-hak perempuan dalam pernikahan terus beliau perjuangkan.

4. Berjuang demi kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam aspek pernikahan, dan pendidikan. 

Perempuan tidaklah layak bila terus diposisikan dibelakang laki-laki. Hanya boleh berkutat dengan pekerjaan domestik

5. Gemar membaca buku

Menandakan kegemaran belajar dan haus menimba ilmu pengetahuan


Selaras dengan Piramida Ibu Profesional

Ibu Profesional 


Ibu Profesional adalah komunitas perempuan yang concern dalam bidang pemberdayaan perempuan. Lebih satu dekade bergerak mendidik dan melatih banyak perempuan dalam rangka meningkatkan mutu dan martabat perempuan.


Gerakan Ibu Profesional berlandaskan nilai-nilai luhur yang dijunjung oleh seluruh komponen komunitas. Nilai-nilai luhur komunitas digambarkan dalam sebuah Piramida Ibu Profesional.

Piramida Ibu Profesional 


Ibu Septi Peni Wulandani dan Bapak Dodik Maryanto adalah founder dan inisiator komunitas Ibu Profesional dari kota Salatiga. Berangkat dari masalah yang dialami Ibu Septi diawal-awal berumah tangga, beliau berdua menginisiasi komunitas ini. Sejalan dengan prosesnya, disusunlah Piramida Ibu Profesional.


Nilai-nilai yang ditetapkan pada Piramida Ibu Profesional selaras dengan Cita-Cita Kartini. Kok bisa begitu ya? Tentu, Ibu Septi juga terinspirasi oleh salah satu pahlawan emansipasi perempuan Indonesia. Juga, punya cita-cita yang kurang lebih sama dengan cita-cita Kartini.

Piramida Ibu Profesional



Piramida Ibu Profesional Selaras dengan Cita-Cita Kartini

Coba cermati kesinambungan cita-cita Kartini dengan landasan Piramida Ibu Profesional.

1. Kesetaraan perempuan dengan laki-laki


Ibu Profesional berupaya membantu para perempuan kembali Percaya Diri, dengan peran baru yang melekat padanya setelah menikah dan punya keturunan. Menurut sang inisiator, dalih agama yang menyatakan bahwa istri harus tunduk pada suami, bukan berarti istri tidak punya hak untuk aktualisasi.
Pada jaman Rasulullah, Ibu Aisyah dan putri Fatimah adalah sosok perempuan yang bersuara lantang dan ikut berjuang menegakkan agama islam.

2. Para perempuan terdidik dan berilmu

Gerakan Ibu Profesional dengan segala komponennya pada hakikatnya adalah memberikan pendidikan dan pelatihan bagi perempuan. Agar mereka punya ilmu, terus belajar, berlatih hingga cekatan sampai mampu produktif hingga berdampak. Pada akhirnya para perempuan ini punya AKHLAK MULIA.

Perempuan yang gemar membaca juga dibumikan di Ibu Profesional seperti halnya yang biasa dilakukan oleh Ibu Kartini.

3. Merdeka untuk seluruh rakyat Indonesia

Termasuk didalamnya perempuan Indonesia. Ibu Profesional juga bercita-cita menjadikan para perempuan dan ibu Indonesia mampu menjadi individu yang merdeka. Memahami dan menetapkan jalan hidup sendiri dan mandiri, dan mampu berdaya guna, tidak tergantung pada siapa pun, kecuali pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dampak hebatnya: Ibu yang merdeka akan bisa melahirkan anak-anak yang merdeka.


4. Habis Gelap Terbitlah Terang


Memaknai slogan sakral itu sangat dalam. Juga, diimplementasikan dalam komunitas Ibu Profesional. Seorang perempuan atau ibu yang selesai dengan dirinya ibarat punya pijar terang dalam dirinya. Selesai dengan dirinya bisa dimaknai telah berhasil mengerjakan 4 nilai pada dasar segiempat di piramida sebelah atas. Hingga pencapaiannya bisa ditandai dengan makin meningkatnya percaya diri dan kualitas dirinya dan terwujudnya keluarga yang hebat. Pada ujungnya mengejawantah dengan AKHLAK MULIA.


“Pencapaian” individual itu tidak disimpan sendiri, namun sosok Ibu Profesional akan merangkul perempuan dan ibu lainnya untuk bersama-sama. Pijar terang dalam dirinya digunakannya untuk menerangi perempuan lainnya agar sama-sama berpijar terang. Maka, dibentuklah suatu wadah/komunitas, sebagai tempat bersama untuk belajar dan berlatih banyak hal yang meningkatkan mutu dan kemandirian perempuan.


Pijar-pijar perempuan akan semakin bertambah dan mampu menerangi masing-masing keluarga dan lingkungan sekitarnya. Pijar terang yang bercokolan di banyak daerah ini menyibak gelap suatu bangsa. Bangsa Indonesia akan makin bersinar bila pilar-pilar keluarga Indonesia punya pijar terang yang khas dan menerangkan semesta!







Komentar

Postingan Populer